
“Memasuki tahun 2025, umat Katolik di seluruh dunia akan memasuki Tahun Yubileum. Ini adalah tahun yang penuh pengampunan akan dosa dan indulgensi. Perayaan yang diadakan setiap 25 tahun sekali ini sudah dibuka oleh Paus Fransiskus pada Malam Natal 2024 dengan membuka Pintu Suci di Basilika Santo Petrus, Vatikan. Agar menarik anak muda untuk terlibat dalam tahun ini, Vatikan membuat sebuah maskot yang kekinian untuk menarik anak muda lebih mendalami imannya pada tahun ini. Maskot tersebut adalah Luce.”
Luce adalah maskot resmi Tahun Yubileum 2025 yang bertema Peregrinantes in Spem atau dalam bahasa Indonesia berarti Peziarah Pengharapan. Maskot ini dibuat oleh Simone Legno, salah satu pendiri merek budaya pop tokidoki asal Italia. Nama Luce diambil dari bahasa Italia yang artinya cahaya. Luce digambarkan sebagai simbol peziarah Katolik dan pemandu bagi para pengunjung sepanjang Tahun Suci sekaligus hadir untuk menjangkau anak muda yang mencintai budaya pop mengingat desainnya yang mirip kartun atau anime.
Uskup Agung Rifo Fisichella sebagai ketua penyelenggara Tahun Yubileum Vatikan mengatakan bahwa tema pop dalam maskot ini ditujukan untuk menarik anak muda agar terlibat dan lebih mendalami imannya pada Tahun Yubileum 2025 ini. Selain Luce, Simone juga membuat tiga temannya, yaitu Fe, Xin, dan Sky. Mereka berempat melambangkan semua manusia yang hadir dari keempat penjuru dunia. Keempat anak ini mengenakan jas hujan pelaut dan membawa sebuah tongkat seperti menjadi seorang peziarah. Luce sendiri juga memiliki berbagai atribut yang memiliki berbagai arti:
Jas Hujan Pelaut
Jas hujan pelaut melambangkan perjalanan penuh tantangan, seperti gelombang ombak pada logo Yubileum 2025. Seperti jubah “Sanrocchino” yang melindungi peziarah, jas hujan ini juga melambangkan perlindungan Tuhan dalam perjalanan menuju kehidupan kekal. Warna kuning mencerminkan bendera Tahta Suci Vatikan dan mewakili salah satu peziarah dalam logo Yubileum 2025.
Kalung Rosario
Kalung rosario melambangkan kehidupan yang dipenuhi dengan doa yang mendalam dan melambangkan doa kristiani sehari-hari yang sederhana.
Sepatu Bot Kotor
Sepatu bot yang kotor melambangkan kerendahan hati dan perjalanan yang panjang dan penuh rintangan. Warna hijau pada sepatu melambangkan harapan, sama seperti pada tulisan “Peziarah Pengharapan” di logo Yubileum 2025.
Tongkat Jalan “Bordone”
Tongkat jalan bordone melambangkan perjalanan peziarah yang penuh rintangan, melambangkan ziarah kehidupan, perjalanan menuju kehidupan kekal.
Mata yang Bersinar
Mata yang bersinar menjadi simbol harapan, melambangkan pengelihatan cahaya Tuhan dan perjalanan menuju ke sana. Bentuknya menyerupai cangkang, simbol keteguhan iman.
Selain ketiga temannya yang lain, Luce juga ditemani oleh malaikat, burung merpati, dan anjing yang memiliki arti masing-masing juga:
Lubi si Malaikat
Melambangkan persatuan antara pengalaman duniawi dan kehadiran Tuhan yang memberi keberanian dalam kesendirian dan penderitaan. Kehadiran Tuhan yang setia menyertai perjalanan hidup umat beriman, sekaligus malaikat pelindung yang selalu mendampingi. Lambang jangkar pada topinya melambangkan harapan.
Aura si Burung Merpati
Melambangkan Roh Kudus sebagai pendamping dalam perjalanan. Ini juga menjadi simbol kesucian, pencarian akan Tuhan, kebebasan, dan pembawa pesan perdamaian.
Santino si Anjing
Bagi Santo Rochus (santo peziarah), melambangkan pertolongan Tuhan di masa sulit, melambangkan kesetiaannya pada panggilan Tuhan. Simbol persahabatan.
Luce sendiri memiliki misi utama untuk membimbing para peziarah, terutama kaum muda, menuju harapan dan keyakinan. Dengan maskot yang unik ini diharapkan umat Katolik lebih tertarik untuk menyemarakkan tahun ini dengan penuh doa dan penyesalan akan dosa dikarenakan tahun ini merupakan kesempatan luar biasa untuk mencapai keselamatan dan mengalami bahwa kekudusan Tuhan dapat mengubah kita. Pada akhirnya, ini seperti sebuah “hadiah” yang membantu kita mencapai Surga dengan menyediakan wadah bagi umat untuk memperoleh manfaat dari indulgensi penuh yang mengembalikan jiwa ke keadaan semula saat menerima baptisan.
GREGORIUS KRISNANTA
Comments