Tri Hari Suci merupakan masa liturgi bagi umat Katolik untuk kembali mengenang sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus yang rela mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Pada masa ini, khususnya dalam perayaan Kamis Putih dan Jumat Agung, terdapat hal yang berbeda dari biasanya. Bila dalam perayaan Ekaristi kita mendengar lonceng tangan, pada masa ini digantikan dengan Crotalus atau biasa kita kenal di Indonesia dengan sebutan Keprak.
Crotalus merupakan istilah Latin yang berasal dari kataKrotalon dalam bahasa Yunani yang artinya derakan. Keprak merupakan alat yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mengeluarkan bunyi ketika diputar. Bahan dasarnya berupa kayu sehingga suara yang dihasilkan juga merupakan suara khas kayu yang beradu.
Secara garis besar, Keprak mempunyai fungsi dan tujuan yang sama dengan lonceng logam di dalam Gereja.Bunyi lonceng yang biasa kita dengar pada perayaan Ekaristi pada hari biasa mempunyai tujuan untuk membantu menciptakan suasana meriah dan agung, sedangkan pada saat Kamis Putih dan Jumat Agung bunyi-bunyian dari logam digantikan dengan bunyi-bunyian dari kayu untukmenciptakan suasana berkabung seraya mengingat pengorbanan Yesus Kristus, serta menjadi simbol harapan dan pertobatan umat beriman. (Etha)
Kommentare