top of page

Monstrans

Diperbarui: 11 Mei 2019


Foto: Komsos/ Rio

Monstrans yang dikenal dalam gereja Katolik diciptakan pada abad pertengahan, awalnya diperuntukkan untuk memajang relikui-relikui di depan umum. Sekarang ini Monstrans dikhususkan sebagai wadah Hosti. Namun, masih ada beberapa Gereja yang memiliki Monstrans untuk memajang relikui yang disebut Monstrans Relikuarium. Monstrans digunakan tidak hanya oleh Gereja Katolik, tetapi juga oleh Gereja Katolik Ortodoks dan Gereja Anglikan.


Monstrans berasal dari sebuah kata dalam bahasa Latin yaitu monstrare yang berarti memperlihatkan atau mempertunjukkan.Monstrans merupakan sebuah wadah yang digunakan untuk menyimpan sekaligus memperlihatkan Hosti Ekaristi yang telah dikonsekrasikan dalam upacara Adorasi Ekaristi atau Pemberkatan Sakramen Maha Kudus.


Desain Monstrans sebagai wadah Hosti umumnya menyerupai matahari. Ornamen dalam desain Monstrans pada masa awal sangat rumit. Memasuki era modern, desain Monstrans menjadi lebih sederhana tanpa ornamen yang berlebihan. Material yang digunakan untuk membuat Monstrans sangat beragam, biasanya menggunakan perak, emas, atau logam mulia lainnya.


Di Gereja Katolik khususnya di Indonesia, monstrans yang digunakan adalah monstrans yang bentuknya seperti matahari. Monstrans itu sendiri dibuat dari perak dengan sepuhan emas dan memiliki ornamentasi yang tinggi. Ditengah bagian monstrans yang menyerupai matahari terdapat kaca berbentuk bulat dengan ukuran seperti hosti. Dibelakang kaca tersebut terdapat kontainer bulat yang terbuat dari kaca dan metal, yang disebut Luna, yang memiliki fungsi menahan Hosti agar tidak terjatuh. Bila Hosti tidak sedang berada di Monstrans, Hosti tetap diletakan di dalam Luna dan ditempatkan pada sebuah kontainer yang bernama Pyx di dalam Tabernakel.


Seringkali kita melihat penggunaan monstran ketika adorasi kepada sakramen maha kudus, dan lebih jelasnya ketika perayaan ekaristi pada Kamis Putih ketika menjelang hari raya Paskah. Hal tersebut diawali dengan pentahtaan sakramen maha kudus. Imam atau diakon memindahkan hosti yang telah dikonsekrasikan ke dalam monstrans dan mentahtakannya di atas altar. Ketika hosti diletakkan di dalam monstrans, maka dikatakan sebagai pentahtaan Sakramen Maha Kudus.


Karena umat Katolik meyakini bahwa Kristus hadir secara substantif dalam Ekaristi, sakramen Ekaristi yang tersimpan menjadi titik pusat devosi religius. Dalam Adorasi Ekaristi, selebran memajang sakramen di dalam monstrans, lazimnya di letakkan di atas altar. Jika tidak dipajang, sakramen tersebut dikunci dalam tabernakel. (Komsos/Theo)

Commentaires


bottom of page